Sabtu, 01 April 2017

resume ''Pendidikan Multikultural''



Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikulturan adalah pendidikan yang menghargai perbedaan dan mewadahi beragam perspektif dari berbagai kelompok kultural. Tujuannya adalah untuk pemerataan bagi semua murid sehingga tidak ada perbedaan antara kaum mayoritas dengan kaum minoritas. Pedidikan multikutural ini mencakup isu-isu yang berkaitan dengan sosioekonomi, etnisitas, dan gender. Komponen utamanya adalah reduksi prasangka dan pedagogi ekuitas.  Reduksi prasangka adalah aktivitas yang dapat diimplementasikan guru dikelas untuk mengeliminasi pandangan negatif dan stereotip terhadap oang lain, dengan kata lain, guru harus bisa menyingkirkan pandangan-pandangan negative siswa tentang perbedaan itu sendiri. Sedangkan pedagogi pendidikan adalah modifikasi proses pengajaran dengan memasukkan materi dan strategi pembelajaran yang tepat baik untuk anak lelaki maupun perempuan untuk semua elompok etnis.
Dalam menjalani pendidikan multicultural, murid juga harus diberdayakan dengan cara memberi memberikan kemampuan intelektual dan keterampilan pemecahan masalah. Sekolah harus memberi murid kesempatan untuk belajar tentang pengalaman, perjuangan dan visi dari berbagai kelompok kultural dan etnis yang berbeda-beda dengan harapan agar murid memiliki peningkatan rasa harga diri minoritas, mengurangi prasangka dan memberikan kesempatan pendidikan yang setara.
Pengajaran yang relevan secara kultural juga merupakan aspek penting dari pendidikan multicultural, pengajaran disini bermaksud untuk membangun hubungan dengan latar belakang kultural dari pelajar. Guru yang baik akan mengetahui dan mengintegrasi pengajaran yang relevan secara kultural kedalam kurikulumnya, karna dengan begitulah pengajaran akan lebih efektif.
Aspek penting lainnya adalah penndidikan yang berpusat pada isu, karna dalam pendekatan ini, murid akan diajari untuk mengkaji isu-isu yang berkaitan dengan kesetaraan dan keadilan sosial. Didalam pendekatan ini, nilai bukanlah menjadi hal yang paling penting, tetapi alternative konsekuensi dari pandangan tertentu yang dianut olelh murid. Pendidikan ini lebih terkait kepada moral.
Meningkatkan hubungan di antara anak dari kelompok etnis yang berbeda-beda adalah aspek penting pendidikan multicultural lainnya, kita dapat menerapkannya melalui
·         kelas jigsaw pada aspek ini, kelas jigsaw adalah kelas dimana murid dari latar belakang yang berbeda-beda diminta untuk menjalin kerja sama untuk melakukan suatu pekerjaan dengan tujuan yang sama.
·         kontak personal dengan orang lain dari latar belakang kultural yang berbeda juga diperlukan, meskipun tidak selalu dapat meningkatkan hubungan, contohnya adalah jika seorang anak minoritas bergabung dengan kelompk anak mayoritas, maka akan terjalin suatu komunikasi yang diharapkan dapat menjalin hubungan yang lebih baik antara mereka.
·         pengambilan perspektif juga dapat meningkatkan hubungan diantara anak dari kelompok etnis yang berbeda-beda karena  dengan latiha aktivitas, murid dapat melihat perspektif orang lain sehingga akan terbangun hubungan antar etnis. Guru dapat menerapkannya dengan cara menyuruh murid membaca buku-buku tentang kultur-kultur lain yang ada didunia berdasarkan perspekttif murid itu sendiri.
·         Pemikiran kritis dan inteligensi emosional : murid yang berpikir kritis  dan berpikir secara mendalam tentang hubungan antar etnis kemungkinan akan mengurangi prasangka yang tidak baik antara etnis dan akan mengurangi stereotip antar individu. Anak yang berpikiran dangkal sering kali berprasangka dan menstereotipkan orang lain, tetapi anak yang berpikir kritis akan memikirkan perkataan yang akan diucapkannya sampai ia mendapat informasi yang bernar benar dapat dipercaya barulah ia bisa menyimpulkannya.
·         Mengurangi bias : ini dapat dilakukan dengan cara menciptakan linngkungan kelas yang antibias dengan buku-buku yang merefleksikan diversitas ini juga
·         Meningkatkan toleransi.
·         Sekolah dan komunitas sebagai satu tim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar