Jumat, 02 Juni 2017

Resume "Bimbingan Konseling"

Bimbingan Konseling


       Bimbingan dan konseling adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan dalam melihat dan menemukan masalahnya, serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.
       Tujuan bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk siswa, baik individu maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karier, dengan melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan penukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Beberapa tujuan yang akan dicapai siswa dengan usaha bimbingan konseling diantaranya :

  • Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya : dengan mengenal diri sendiri dan lingkungannya, diharapkan siswa dapat melihat hubungan dan kemungkinan yang tersedia, serta memperkirakan apa yang dapat mereka capai sesuai dengan diri mereka sendiri. Dengan kata lain, mereka mampu untuk mengenal kelebihan dan kekurangan mereka.
  • Dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis : individu dapat menerima keterbatasan yang mereka miliki, dengan mengenal keterbatasannya, diharapkan individu dapat menerima apa yang ada atau apa adanya yang terdapat pada diri mereka secara positif dan dinamis.
  • Dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal : kenyataan menujukkan bahwa seseorang yang tidak dapat menentukan sendiri suatu hal tanpa dipaksakan oleh pihak lain, akan memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya sendiri.
  • Dapat mengarahkan diri sendiri : sejalan dengan tujuan sebelumnya, bimbingan dan konseling menginginkan agar pada akhirnya siswa mampu mengarahkan diri mereka senidri yang didasarkan pada keputusan yang mereka ambil sesuai dengan apa yang ada pada diri mereka sendiri.
  • Dapat mewujudkan diri sendiri : dengan pengenalan diri dn lingkungan, mengambil kepuusan sendiri, dan dengan mengarahkan diri sendiri, akhirnya diharapkan siswa dapat mewujudkan dirinya sendiri.

       Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki sejumlah fungsi yang akan dipenuhi melalui kegiatan bimbingan konseling diantaranya :

  1. Fungsi pemahaman : yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik yang meliputi; pemahaman tentang peserta didik itu sendiri, orang tua, pendidik, dan guru pembimbing; pemahaman tentang lingkungan siswa termasuk dalam lingkungan keluarga dan sekolah; pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas terutama dalam informasi pendidikakan, jabatan pekerjaan, karir, dan informasi budaya untuk siswa. Berdasarkan ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
  2. Fungsi pencegahan : yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalhan yang mungkin timbul dan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya. Dalam fungsi pencegahan ini, layann yang diberikan berupa bantuan bagi siswa /klien agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya yang berupa program orientasi, program bimbingan karier, investasi data, dan sebaginya.
  3. Fungsi pengentasan : yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan terhentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun mungkin saja siswa/klien masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Individu yang mengalami masalah akan merasa ada sesuatu yang tidak nyaman pada dirinya dan akan datan pada konselor dengan tujuan untuk menuntaskan masalahnya tersebut. Disinilah fungsi pengentasan itu berperan.
  4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan : yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi positif peserta didik dalam rangka berkembangnya diri secara mantap dan berkelanjutan.


Resume "Psikologi Sekolah"

Psikologi Sekolah / Pendidikan

       Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia di dalam dunia pendidikan yang meliputi studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan efisiensi di dunia pendidikan. Fokus dari psikologi pendidikan adalah proses belajar mengajar. Sedangkan psikologi sekolah adalah bidang yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi klinis dan pendidikan yang berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.
       Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada guru dan calon guru untuk meningkatkan efisiensi  proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda seperti:

  • Memahami perbedaan Individu : seorang guru harus berhadapan dengan sekelompok siswa didalam kelas dengan hati-hati karena karakteristik setiap orang berbeda-beda. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami perbedaan karateristik setiap siswa guna terciptanya proses belajar yang efisien dan efektif. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam memahami karakteristik siswa tersebut.
  • Penciptaan iklim belajar yang konndusif di dalam kelas : psikologi pendidikan berperan dalam membantu guru dan calon guru agar dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang konndusif didalam kelas sehingga proses pembelajaran didalam kelas bisa berjalan efektif. 
  • Pemilihan strategi dan metode pembelajaran : psikologi pendidikan dapat membantu guru dalam menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikakn individu, jenis belajar, gaya belajar, dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta didik.
  • Memberikan bimbingan kepada peserta didik : seorang guru harus memainkan peran yang berbeda disekolah, tidak hanya dalam pelaksanan pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai pembimbing bagi peserta didik. Bimbingan adalah jenis bantuan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan pendidikan dan kejuruan yang diperlukan siswa pada tingkat usia yang berbeda-beda.
  • Evaluasi hasil pembelajaran : psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis evaluasi, pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi, maupun menentukan hasil-hasil evaluasi.
  • Menetapkan tujuan pembelajaran: psikologi pendidikan membantu guru dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
  • Penggunaan media pembelajaran : pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan guru untuk merencanakan dengan tepat media pembelajaran yang akan digunakan. Misalnya pengguaan media audio-visual, sehingga dapat memberikan gambaran nyata kepada peserta didik.
  • Penyusunan jadwal pelajaran : jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologis peserta didik. Misalnya mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa seperti matematika, ditempatkan di awal pelajaran, dimana kondisi siswa masih segar dan semangat dalam menerima materi pelajaran.


Perbedaan psikolog pendidikan dan psikolog sekolah adalah :
Psikolog pendidikan melakukan penelitian tentang dinamika kelas, gaya mengajar dan belajar variabel dan memperbaiki bagaimana sub kelompok penduduk belajar (anak berbakat atau cacat). Psikologi pendidikan tidak bisa disamakan dengan konselor atau psikolog sekolah yang membantu siswa secara individual. Psikologi pendidikan umumnya bekerja di sekolah-sekolah, universitas, bisnis, industry, pusat belajar, dan pengaturan pembangunan manusia. Psikolog pendidikan membantu dengan mendiagnosis dan memberikan alat untuk mengobati, membantu, atau berurusan dengan prilaku atau tantangan, sedangkan
Psikolog sekolah :  psikolog sekolah adalah professional terpercaya yang tujuan utamanya adalah penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam belajar dan berprilaku untuk memperbaiki sekolah terkait permasalahan yang terjadi dan untuk memfasilitasi pembelajaran dan pengembangan anak disekolah. Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi yang bertujuan untuk membentuk mindset anak.

Resume "Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus"

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

        Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki karakteristik khusus yang berbeda dari anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik. Anak berkebutuhan khusus juga dapat diartikan sebagai anak yang secara signifikan (bermakna) mengalami kelainan/penyimpangan  baik fisik, mental, intelektual, sosial, maupun emosional dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan dengan anak lain sehingga diperlukan pendidikan yang khusus.
       Yang termasuk kedalam anak berkebutuhan khusus diantaranya; tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, dan anak denan gangguan kesehatan. Istilah lain yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus ini adalah anak luar biasa dan anak cacat.

       Banyak istilah yang digunakan dalam variasi anak berkebutuhan khusus, diantaranya :

  • Disability : keterbatasan atau kurangnya kemampuan yang dihasilkan dari imparment untuk melakukan aktivitas sesuai dengan aturannya. Biasanya digunakan dalam level individual  Contohnya: ketidak lengkapan anggota tubuh
  • Impairment : kehilangan atau ketidak normalan dalam al psikologis atau struktur anatomi dan ungsinya, biasanya digunakan pada level organ. Contohnya : seseorang yang kekurangan oksigen pada waktu lahir sehingga menyebabkan kerusakan otak dan menyebabkannya menderita penyakit cerebral palsy ( lumpuh otak).
  • Handicap : ketidak beruntungan individu yang dihasilakan dari impairment atau disability yang membatasi atau menghambat pemenuhan peran normal pada individu. Contoh : anak tunanetra kurang mampu melakukan perjalanan jauh dibandingkan anak normal.

       Ada beberapa factor yang menyebabkan anak berkebutuhan khusus, diantaranya :

  • Herediter : adalah kelainan yang terjadi karena hubungan darah atau saudara dari pasangan suami istri. Adanya kesamaan gen pada pasangan suami istri memiliki resiko tinggi untuk mellahirkan anak kelainan kromosom salah satunya adalah down’s syndrome atau  mongolism. Penyebab yang berdasarkan keturunan ini sering disebut dengan genetik. Pada kelompok factor penyebab herediter masih ada kelainan bawaan non-genetik, seperti kelahiran premature dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yaitu berat badan bayi ketika lahir kurang dari 2.500 gram, yang merupakan resiko terjadinya anak berkebutuhan khusus. Demikian juga usia ibu sewaktu hamil diatas 35 tahun memiliki resiko yang cukup tinggi untuk melahirkan anak berkebutuhan khusus.
  • Infeksi : merupakan salah satu penyebab anak berkebuthan khusus dikarenakan adanya beberapa serangan penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kelainan baik langsung maupun tidak langsung seperti infeksi TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalo virus, herpes), polio, meningitis, dsb
  • Keracunan



       Sekolah Luar Biasa adalah sebuah lembaga pendidikan formal yang melayani pendidikan bagi anak-anak berkeutuhan khusus. SLB terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan kebutuhannya, diantaranya:

  • SLB A : sekolah ini diperuntukkan bagi anak tunanetra. Mereka biasanya memiliki keterhambatan pada indra penglihatan, sehingga strategi pembelajaran yang diberikan di SLB A ini harus mampu mendorong mereka memahami materi yang diberikan oleh para guru. Di SLB A ini, media pembelajarannya berupa buku braille serta tape recorder
  • SLB B : Ini merupakan sekolah yang diperuntukkan bagi anak yang memiliki kekurangan dalam indra pendengaran atau tunarungu. Media pembelajaran yang diberikan disekolah ini diantaranya membaca ujaran melalui gerakan tangan untuk bisa melengkapi gerakan pada bibir. Media lainnya yakni melalui pendengaran dengan alat dengar yang disebut dengan conchlear implant.
  • SLB C : sekolah ini ditujukan untuk penderita tunagrahita atau individu dengan intelegensi dibawah rata-rata serta tidak memiliki kemampuan adaptasi sehingga mereka perlu mendapat pembelajaran tentang bina diri dan sosialisasi. Mereka cenderung menarik diri dari lingkungan dan pergaulan.
  • SLB D : sekolah ini diperuntukkan bagi mereka yang memiliki kekurangan dalam anggota tubuh mereka atau yang biasa disebut Tunadaksa.  Pendidikan disini bertujuan mengembangkan potensi diri siswa agar mereka bisa mandiri.
  • SLB E : sekolah ini diperuntukkan bagi mereka yang bertingkat tidak selaras dengan lingkungan yang ada atau biasa disebut Tunalaras. Mereka biasanya tidak bisa mengukur emosi serta kesulitan dalam menjalani fungsi sosialisasi.
  • SLB G : sekolah ini diperuntukkan bagi tunaganda, yakni mereka yang memiliki kombinasi kelainan. Mereka biasanya kurang untuk berkomunikasi, atau bahkan tidak berkomunikasi sama sekali. Perkembangan dalam motoriknya terhambat, sehingga butuh media pembelajaran yang berbeda untuk bisa meningkatkan rasa mandirinya. 


Senin, 10 April 2017

Testimoni Psikologi Pendidikan

Nama : Wina Lorensi
NIM    : 161301-071
Psikologi Pendidikan A

Hello.. saya Wina, salah satu mahasiswi fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Psikologi pendidikan menjadi salah satu mata kuliah kami pada semester 2 ini. Mata kuliah ini menarik bagi saya, kami mempelajari berbagai hal tentang cara menjadi pengajar yang baik, mengetahui seluk beluk pendidikan, perkembangan peserta didik, cara belajar yang baik dan sebagainya.

Awalnya saya mengira mata kuliah ini akan membosankan, tetapi ternyata saya menyukainya ^^v. Kami juga diberikan tugas untuk mengobservasi anak didik langsung ke sekolah yang menurut saya sangat menarik, karena kami langsung mempraktekkan apa yang telah kami pelajari selama ini sehingga pemahaman kami menjadi lebih baik akan mata kuliah ini.

Pada setiap akhir topik pembelajaran, kami sering diberikan tugas oleh dosen, tetapi saya senang dengan tugas yang diberikan, karena menurut saya, tugas-tugas yang diberikan dosen benar-benar membuat saya lebih paham dengan apa yang telah saya pelajari sebelumnya.

Didalam mengerjakan tugas, kami telah membentuk kelompok-kelompok belajar yang menurut saya dapat mempermudah kami dalam pengerjaan tugas ataupun bertukar pemahaman satu dengan yang lain. Selain itu, komunikasi yang kami jalin selama ini menjadi lebih baik. Kami juga diberikan tugas yang mengharuskan kami aktif menulis di blog seperti yang saya lakukan sekarang, tetapi saya senang dengan ini, karna dengan begini secara tidak langsung kami telah menerapkan penggunaan internet yang baik dan akan mengasah kemampuan kami dalam menulis. Jadi kami tidak hanya menjadi pengguna media sosial yang pasif.


Sekian testimoni saya tentang mata kuliah psikologi pendidikan ini.. semoga dapat menambah pemahaman bagi pembaca yang memiliki minat di bidang ini. Trimakasih ^^

Sabtu, 08 April 2017

hasil Observasi Psikologi Pendidikan di SMAN 5 Medan



TOPIK
Menajemen Kelas pada Siswa SMA NEGERI 5 MEDAN

JUDUL
Proses Belajar yang Efektif, Kreatif dan Edukatif
pada Siswa SMA NEGERI 5 MEDAN


KELOMPOK 9

            Ketua              :    Fahri Reza  http://anotherpers.blogspot.co.id/?m=1                      ( 161301077 )
            Anggota          :    Risky Nurlita Maylinda https://riskynurlitamaylinda.blogspot.co.id ( 161301001 )
                                         Laila Husna http://lailahusna16024.blogspot.co.id/?m=1              ( 161301024 )
                                         Dina Hutasoit http://psikologidina.blogspot.co.id                          ( 161301039 )
                                         Irene Dorothy Sonia L http://irenedorothy16.046.blogspot.com    ( 161301046 )
                                         Nabila Annisa Putri icaakdiaries.blogspot.co.id                             ( 161301054 )
                                        Wina Lorensi Batubara  http://winalorensi29.blogspot.co.id/?m=1  ( 161301071 )
                                               















KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sudah memberi rahmat, karunia serta taufik dan hidayah, sehingga kita masih dapat beraktivitas sebagaimana seperti biasanya. Begitu pula dengan kami, hingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan observasi psikologi pendidikan ini. Laporan ini disusun berdasarkan observasi yang kami lakukan di SMA NEGERI 5 MEDAN. Laporan ini berisi proses berlangsungnya pembelajaran dan pengajaran yang menciptakan lingkungan kelas positif.
            Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang sudah memberi arahan kepada kami. Terimakasih kami ucapkan kepada Kepala Sekolah serta staff pengajar SMA NEGERI 5 yang memberikan kesempatan kepada kami dalam melakukan observasi. Terimakasih kepada adik-adik siswa SMA NEGERI 5 yang sudi menerima kehadiran kami dalam memenuhi tugas ini. Terimakasih kami ucapkan kepada teman-teman yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.
            Besar harapan kami agar laporan ini dapat bermanfaat serta memperluas wawasan pembaca mengenai Psikologi Pendidikan. Dan tidak lupa pula, kami selaku tim penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan di dalam laporan yang kami tulis ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.










Medan,  06 April 2017


                                                                                                                       
 Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................    
DAFTAR ISI ....................................................................................................................
BAB I PERENCANAAN ................................................................................................
1.1       Latar Belakang ..........................................................................................
1.2       Tujuan Penulisan ........................................................................................
1.3              Landasan Teori .........................................................................................
BAB II PELAKSANAAN ...............................................................................................
2.1      Identitas Sekolah .......................................................................................
2.2      Sampel Observasi ......................................................................................
2.3      Jadwal Pelaksanaan Observasi ..................................................................
2.4      Waktu Observasi .......................................................................................
2.5      Pembagian Tugas dalam Kelompok ..........................................................
2.6      Alat dan Bahan yang digunakan ...............................................................
2.7      Analisis Data .............................................................................................
BAB III LAPORAN OBSERVASI ................................................................................
3.1      Jadwal Kegiatan SMA NEGERI 5 MEDAN ...........................................
3.2      Sistematika Observasi ...............................................................................
3.3      Pembahasan Hasil Observasi dengan Teori Psikologi Pendidikan ............
3.4      Tatanan Ruang Kelas ................................................................................
3.3      Evaluasi .....................................................................................................
BAB IV PENUTUP .........................................................................................................
              3.1      Kesimpulan ................................................................................................
              3.2      Saran ..........................................................................................................
              3.3      Testimoni Anggota Kelompok ..................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................








BAB I
PERENCANAAN

1.1      Latar Belakang
Proses belajar atau pembelajaran merupakan proses utama dalam psikologi pendidikan. Dalam proses pembelajaran, anak diberi pembelajaran dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Jadi, pembelajaran ( Learning ) dapat didefinisikan sebagai pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan dan keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman.
Pendidikan merupakan suatu bimbingan yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain dengan tujuan memperoleh pemahaman baru. Pendidikan tidak hanya diperoleh dari bangku sekolah, akan tetapi dapat diperoleh di lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi dalam dirinya yang harus dikembangkan melalui pendidikan dan fasilitator yang tepat.
Seorang pendidik sudah selayaknya memahami karakteristik dari masing-masing anak didiknya. Hal ini dikarena setiap anak memiliki potensi, tigkat pemahaman, tingkat kemampuan, kondisi fisik dan mental serta kebutuhan yang berbeda-beda. Sehingga, dapat mempermudah proses belajar mengajar dan menghasilkan manajemen kelas yang efektif.
Manajemen kelas yang efektif mempunyai dua tujuan. Pertama, membantu siswa menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas  yang tidak diorientasikan pada tujuan. Kedua, mencegah siswa mengalami problem akademik dan emosional.


1.2     Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan laporan ini yaitu untuk meningkatkan pemahaman mengenai proses belajar dan mengajar, mengetahi penyebab mengapa siswa memiliki perilaku menyimpang dan solusi agar tercapainya manajemen kelas yang efektif.

1.3     Landasan Teori
Fokus dalam psikologi pendidikan dahulu adalah disiplin. Dewasa ini fokusnya pada pengembangan dan pemeliharaan lingkungan kelas yang positif yang mendukung pembelajaran. Hal ini melibatkan strategi manajemen proaktif bukan fokus pada penerapan disiplin secara ketat. Secara historis kelas yang dikelola dengan baik disebut sebagai “mesin berpelumas baik,” tetapi sekarang kelas yang efektif dianggap seperti “sarang aktivitas”.
Strategi umum dalam menciptakan lingkungan kelas yang positif mencakup penggunaan gaya otoritatif dan manajemen aktivitas kelas yang efektif. Gaya manajemen kelas yang otoritatif berasal dari gaya asuh authoritative parenting menurut Diana Baumrind (dikutip dari Santrock, 2004). Seperti orang tua yang otoritatif, guru yang otoritatif akan menghasilkan murid yang cenderung mandiri, tidak cepat puas, mau bekerja sama dengan teman, dan menunjukkan penghargaan diri yang tinggi. Guru yang otoritatif melibatkan murid dalam kerja sama give-and-take dan menunjukkan sikap perhatian kepada mereka. Guru yang otoritatif akan menjelaskan aturan dan regulasi, serta menentukan standar dengan masukan dari murid. Secara keseluruhan, gaya otoritatif akan membantu murid menjadi pembelajar yang aktif dan mampu mengendalikan diri.
Jacob Kounin  (dikutip dari Santrock, 2004) menyimpulkan bahwa guru yang efektif berbeda dengan guru yang tidak efektif bukan dalam cara mereka merespons perilaku menyimpang murid, tetapi berbeda dalam cara mereka mengelola aktivitas kelompok secara kompeten. Kounin juga mengungkapkan karakteristik dari manajer kelompok kelas yang efektif, yaitu:
·         Menunjukkan seberapa jauh mereka “mengikuti”. Kounin menggunakan istilah “whititness” untuk mendeskripsikan strategi dimana mereka senantiasa  mengikuti apa yang terjadi. Guru seperti ini akan selalu memonitor murid secara regular.
·         Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif. Kounin mengamati bahwa beberapa guru tampaknya berpikir sempit, hanya menangani satu hal dalam satu waktu. Hal ini adalah strategi yang tidak efektif yang kerap menimbulkan interupsi aliran proses belajar di kelas. Sebaliknya, guru yang  efektif ketika berjalan keliling ruangan dan memeriksa pekerjaan murid, matanya tetap mengawasi seluruh kelas.
·         Menjaga kelancaran dan kontuinitas pelajaran. Manajer yang efektif akan menjaga aliran pelajaran tetap lancar, mempertahankan minat murid dan menjaga murid agar tidak mudah terganggu. Guru juga harus menghindari beberapa aktivitas yang tidak efektif yang dapat menganggu aliran pelajaran. Aktivitas itu antara lain flip-flopping meninggalkan aktivitas yang sedang berjalan dengan alasan yang tidak jelas, dan terlalu lama memaparkan seuatu yang sudah dipahami murid. Tindakan lain yang dapat menganggu aliran pelajaran dinamakan “fragmentasi”, dimana guru membagi aktivitas menjadi komponen-komponen meskipun aktivitas itu sebenarnya bisa dilakukan sebagai satu unit.
·         Libatkan murid dalam aktivitas yang menantang. Kounin juga menemukan bahwa manajer kelas yang efektif melibatkan murid dalam berbagai tantangan tetapi bukan aktivitas yang terlalu sulit. Murid lebih sering bekerja secara mandarin ketimbang diawasi oleh guru.
Agar bisa berjalan lancar, kelas perlu punya aturan dan prosedur yang jelas. Guru harus membedakan aturan dan prosedur serta mempertimbangkan kemungkinan yang tepat untuk melibatkan murid dalam diskusi dan pembuatan aturan. Melibatkan murid dalam penyusunan aturan kelas akan meningkatkan rasa tanggung jawab murid untuk mematuhi aturan. Weinstein (dikutip dari Santrock, 2004) menyatakan terdapat empat prinsip yang harus diingat ketika guru akan menyusun aturan dan prosedur di kelas:
·         Aturan dan prosedur harus masuk akal dan dibutuhkan.
·         Aturan dan prosedur harus jelas dan dapat dipahami.
·         Aturan dan prosedur harus konsisten dengan tujuan pengajaran dan pembelajaran.
·         Aturan dan prosedur harus konsisten dengan aturan sekolah.
           
















BAB II
PELAKSANAAN

2.1     Identitas Sekolah
            Nama Sekolah             :   SMA NEGERI 5 MEDAN
            Alamat                                    :   Jl. Pelajar No. 17, Teladan Timur. Medan Kota, Kota Medan,
                                                    Sumatera Utara
            Jumlah Kelas               :   35 Kelas
            Kepala Sekolah           :   Drs. Haris H.Simamora MSi
            Jumlah Guru                :
            Jam Aktif Belajar        :   Senin – Kamis pukul 07.15 - 13.45 WIB
                                                    Jum’at pukul 07.15 - 11.45 WIB
                                                    Sabtu pukul 07.15 - 12.30
            Fasilitas                       :   -    Ruang UKS
-          Koperasi
-          Perpus
-          Mushollah
-          Lab Komputer
-          Lab Fisika
-          Lab Kimia
-          Lapangan Futsal
-          Lapangan Basket
            Ekstrakurikuler            :   -    OSIS
-          Basket
-          Futsal
-          Karate
-          Pramuka
-          Paskibra
-          SKK
-          PMR
-          SSS
-          Hijau
           

2.2     Sampel Observasi
            Siswa dan guru kelas XI MIPA 1 SMA NEGERI 5 MEDAN

2.3     Jadwal Pelaksanaan Observasi

No
Uraian Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Maret
April
1
Penentuan Topik dan Judul








2
Penentuan Teori yang Digunakan








3
Menanyakan Ketersediaan SMA Negeri 5 Medan untuk Diobservasi








4
Mengurus Surat Izin Observasi dari Fakultas








5
Menerima Surat Izin Observasi dari Fakultas








6
Memberi Surat Izin Observasi SMA Negeri 5








7
Menentukan Hari untuk Observasi








8
Melakukan Kegiatan Observasi








9
Membuat Laporan Observasi








10
Membuat Poster








11
Membuat Power Point Laporan








12
Memposting ke Blog








           
·         7 Maret 2017   :   Menentukan Topik dan Judul Observasi
·         8 Maret 2017   :   Menentukan Teori yang Digunakan
·         17 Maret 2017 :   Menanyakan Ketersediaan SMA Negeri 5 Medan untuk diobservasi
·         23 Maret 2017 :   Mengurus Surat Izin dari Fakultas
·         27 Maret 2017 :   Menerima Surat Izin dari Fakultas
·         30 Maret 2017 :   Memberi Surat Izin Observasi ke Fakultas
·         31 Maret 2017 :   Menentukan Hari untuk Observasi
·         01 April 2017  :   Melakukan Kegiatan Observasi
·         02 April 2017  :   Membuat Laporan Observasi
·         06 April 2017  :   Membuat Poster
·         07 April 2017  :   Membuat Power Point Laporan
·         09 April 2017  :   Memposting ke Blog

2.4     Waktu Observasi
            08.40 – 10.35 WIB
2.5     Pembagian Tugas dalam Kelompok
            Fahri Reza                   :  Pembahasan Hasil Observasi
            Risky Nurlita               :  Pembahasan Hasil Observasi
            Laila Husna                 :  Sistematika Observasi
            Dina Hutasoit              :  Dokumentasi
            Irene Dorothy             :  Tatanan Ruang Kelas
            Nabila Annisa             :  Sistematika Observasi
            Wina Lorensi               :  Dokumentasi

2.6     Alat dan Bahan yang Digunakan
            -  Buku
            -  Pena
            -  Kamera untuk dokumentasi
            - Snack sebagai reward

2.7     Analisis Data
            Data diperoleh melalui kegiatan observasi langsung di SMA NEGERI 5 MEDAN. Data yang telah diperoleh akan diolah sesuai dengan teori manajemen kelas pada Siswa Menengah Atas.

2.8     Kalkulasi Biaya
            Biaya Snack    Rp. 45.000

2.9     Pelaksanaan
            Penelitian dilakukan pada tanggal 01 April 2017 di sekolah SMA NEGERI 5 MEDAN. Seluruh anggota kelompok berkumpul di depan gerbang SMA NEGERI 5 pukul 07.30 pagi. Disana kami melihat beberapa siswa yang berkumpul di depan gerbang. Mereka tidak dapat masukdikarenakan terlambat. Setelah 10 menit pihak sekolah dan satpam memberi arahan, akhirya siswa yang terlambat diizinkan masuk.
 Setelah kelompok mempersiapkan diri, kelompok memasuki gerbang sekolah dan menuju ruangan Wakil Kepala Sekolah. Di ruang wakil kepala sekolah, kami diberikan kelas untuk melakukan observasi. Kelompok diberi kelas XI MIPA 1 dengan mata pelajaran matematika. Awalnya wakil kepala sekolah menjelaskan menganai kegiatan penelitian kelompok kepada guru pengampu matapelajaran. Setelah selesai, kelompok dipersilahkan mengikuti guru matepelajaran menuju kelas.
Pukul 08.55, kelompok dan guru mata pelajaran matematika memasuki kelas XI MIPA 1. Sesampainya di ruang kelas, Guru mulai mengajar sedangkan kelompok menuju barisan belakang untuk melakukan pengamatan.

2.10   Catatan Hasil Observasi
·           Kondisi kelas cukup padat sehingga kusi padaq barisan belakang berdempetan dengan dinding
·           Di awal observasi keadaan kelas kondusif
·           Guru melakukan interaksi dengan siswa, seperti mengajak siswa membuka buku, membaca materi dan sesekali melontarkan pertanyaan minggu lalu
·           Beberapa siswa terlihat tidak peduli dengan pelajaraan tersebut. Namun, beberapa siswa lainnya sangat antusias
·           Guru mulai mengajarkan materi gradien dengan cara mendiktekan pada siswa dan memberikan siswa soal latihan
·           Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan meontarkan pendapat
·           Guru membimbing siswa untuk membaca buku pegangan. Namun, hampir setengah dari isi kelas tidak membawa buku. Keadaan tersbut memnuntut guru untuk mendiktekan soal-soal kepada siswa
·           Guru juga membebaskan siswa berdiskusi dengan membentuk kelompok-kelompok kecil
·           Di tengah proses pembelajaran, beberapa siswa mulai ricuh. Hal ini disebabkan karena siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan permasalahan pada soal.
·           Beberapa siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan do depan kelas
·           Siswa lainnya banyak yang asyik dengan aktifitas sendiri tanpa memperdulikan guru mereka.
·           Guru berjalan menghampiri kelompok siswa, untuk memberikan koreksi dan penjelasan
·           Siswa yang kurang memahami materi yang diajarkan, berasumsi bahwa pelajaran yang diajarkan kurang menjangkau seluruh keadaan siswa. Sehingga hanya siswa yang daya serapnya tinggi saja yang mampu memahami materi
·           Guru kurang peduli terhadap keadaan seluruh siswanya, dimana siswa yang kurang memahami pelajaran tidak  diberi kesempatan untuk mengulang materi pelajaran yang diajarkan.
·           Guru beberapa kali keluar ruangan dan meninggalkan siswa
·           Guru beberapa kali mengaktifkan suasana kelas dengan bertanya dan memberi instruksi kepada siswa
·           Ketika keadaan semakin tidak kondusif, guru mungetuk jari ke meja dan beberaoa siswa membantu guru untuk mengamankan kelas
·           Di barisan belakang, terjadi pembullyan antar siswa
























BAB III
LAPORAN DAN EVALUASI

3.1     Pembahasan Antara Hasil Observasi dengan Landasan Teori
3.2     Laporan
            Dari data yang diperoleh dari 45 sampel, didapatkan :
·         25 orang siswa menyatakan bahwa tidak menyukai mata pelajaran matematika dikarenakan mereka memiliki daya minat yang kurang dalam hal hitung hitungan dalam diri mereka.
·         20 orang siswa lainnya menyatakan bahwa mata pelajaran matematika  asik dan menyenangkan serta mereka menyukainya.
·         Tidak ada satu orang pun yang menyatakan bahwa mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sangat mudah karna membutuhkan keterampilan khusus untuk menyelesaikannya.

Dari data data yang diperoleh tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar sampel (25 murid kelas SMAN 5) menyatakan bahwa mereka tidak menyukai mata pelajaran matematika dikarenakan menurut mereka pelajaran matematika bukanlah mata pelajaran yang mudah karna banyaknya hitung hitungan.

3.3     Desain Poster

3.4     Evaluasi
            Tugas ini seharusnya mulai dilakukan pada pertengahan Maret. Namun, karena adanya beberapa halangan seperti padatnya jadwal kuliah dan deadline tugas yang mengakibatkan kurang komunikasi antar anggota kelompok . Akhirnya, tugas observasi ini hampir beberapa minggu sempat terbengkalai.
Proses dalam menanyakan ketersediaan SMA Negeri 5 untuk diobservasi juga mendapati banyak kendala. Mulai dari kepala sekolah yang susah ditemui sampai dengan adanya kegiatan Ujian Akhir Sekolah bagi siswa/i kelas 12.
Setelah pihak sekolah menyetujui, kelompok segera mengurus surat izin fakultas. Ketika surat izin fakultas selesai, kelompok berangkat menyerahkan surat ke SMA Negeri 5 Medan. Sesampainya di sana, kepala sekolah tidak berada di tempat dan lingkungan sekolah digunakan sebagai tempat Olimpiade.
Perencanaan dalam tugas ini dilakukan dengan matang, namun di hari observasi terdpat beberapa penyimpangan. Misalnya kesulitan dalam mencari kelas yang akan di observasi. Sesampainya di kelas, kelompok juga mendapat kendala seperti keadaan luar kelas kurang kondusif yang mengakibatkan siswa/siswi di ruang kelas terasa terganggu. Di akhir observasi, kelompok memberikan reward kepada siswa.

3.5   Dokumentasi



























BAB IV
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
3.2     Saran
3.3     Testimoni Anggota Kelompok