Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki karakteristik khusus yang berbeda dari anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik. Anak berkebutuhan khusus juga dapat diartikan sebagai anak yang secara signifikan (bermakna) mengalami kelainan/penyimpangan baik fisik, mental, intelektual, sosial, maupun emosional dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan dengan anak lain sehingga diperlukan pendidikan yang khusus.
Yang termasuk kedalam anak berkebutuhan khusus diantaranya; tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, dan anak denan gangguan kesehatan. Istilah lain yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus ini adalah anak luar biasa dan anak cacat.
Banyak istilah yang digunakan dalam variasi anak berkebutuhan khusus, diantaranya :
- Disability : keterbatasan atau kurangnya kemampuan yang dihasilkan dari imparment untuk melakukan aktivitas sesuai dengan aturannya. Biasanya digunakan dalam level individual Contohnya: ketidak lengkapan anggota tubuh
- Impairment : kehilangan atau ketidak normalan dalam al psikologis atau struktur anatomi dan ungsinya, biasanya digunakan pada level organ. Contohnya : seseorang yang kekurangan oksigen pada waktu lahir sehingga menyebabkan kerusakan otak dan menyebabkannya menderita penyakit cerebral palsy ( lumpuh otak).
- Handicap : ketidak beruntungan individu yang dihasilakan dari impairment atau disability yang membatasi atau menghambat pemenuhan peran normal pada individu. Contoh : anak tunanetra kurang mampu melakukan perjalanan jauh dibandingkan anak normal.
Ada beberapa factor yang menyebabkan anak berkebutuhan khusus, diantaranya :
- Herediter : adalah kelainan yang terjadi karena hubungan darah atau saudara dari pasangan suami istri. Adanya kesamaan gen pada pasangan suami istri memiliki resiko tinggi untuk mellahirkan anak kelainan kromosom salah satunya adalah down’s syndrome atau mongolism. Penyebab yang berdasarkan keturunan ini sering disebut dengan genetik. Pada kelompok factor penyebab herediter masih ada kelainan bawaan non-genetik, seperti kelahiran premature dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yaitu berat badan bayi ketika lahir kurang dari 2.500 gram, yang merupakan resiko terjadinya anak berkebutuhan khusus. Demikian juga usia ibu sewaktu hamil diatas 35 tahun memiliki resiko yang cukup tinggi untuk melahirkan anak berkebutuhan khusus.
- Infeksi : merupakan salah satu penyebab anak berkebuthan khusus dikarenakan adanya beberapa serangan penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kelainan baik langsung maupun tidak langsung seperti infeksi TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalo virus, herpes), polio, meningitis, dsb
- Keracunan
Sekolah Luar Biasa adalah sebuah lembaga pendidikan formal yang melayani pendidikan bagi anak-anak berkeutuhan khusus. SLB terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan kebutuhannya, diantaranya:
- SLB A : sekolah ini diperuntukkan bagi anak tunanetra. Mereka biasanya memiliki keterhambatan pada indra penglihatan, sehingga strategi pembelajaran yang diberikan di SLB A ini harus mampu mendorong mereka memahami materi yang diberikan oleh para guru. Di SLB A ini, media pembelajarannya berupa buku braille serta tape recorder
- SLB B : Ini merupakan sekolah yang diperuntukkan bagi anak yang memiliki kekurangan dalam indra pendengaran atau tunarungu. Media pembelajaran yang diberikan disekolah ini diantaranya membaca ujaran melalui gerakan tangan untuk bisa melengkapi gerakan pada bibir. Media lainnya yakni melalui pendengaran dengan alat dengar yang disebut dengan conchlear implant.
- SLB C : sekolah ini ditujukan untuk penderita tunagrahita atau individu dengan intelegensi dibawah rata-rata serta tidak memiliki kemampuan adaptasi sehingga mereka perlu mendapat pembelajaran tentang bina diri dan sosialisasi. Mereka cenderung menarik diri dari lingkungan dan pergaulan.
- SLB D : sekolah ini diperuntukkan bagi mereka yang memiliki kekurangan dalam anggota tubuh mereka atau yang biasa disebut Tunadaksa. Pendidikan disini bertujuan mengembangkan potensi diri siswa agar mereka bisa mandiri.
- SLB E : sekolah ini diperuntukkan bagi mereka yang bertingkat tidak selaras dengan lingkungan yang ada atau biasa disebut Tunalaras. Mereka biasanya tidak bisa mengukur emosi serta kesulitan dalam menjalani fungsi sosialisasi.
- SLB G : sekolah ini diperuntukkan bagi tunaganda, yakni mereka yang memiliki kombinasi kelainan. Mereka biasanya kurang untuk berkomunikasi, atau bahkan tidak berkomunikasi sama sekali. Perkembangan dalam motoriknya terhambat, sehingga butuh media pembelajaran yang berbeda untuk bisa meningkatkan rasa mandirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar